#Hujan
Quotes about hujan
Hujan, the Indonesian word for "rain," is a natural phenomenon that has captivated human imagination and emotion for centuries. It represents more than just water falling from the sky; it embodies a myriad of emotions and experiences. Rain is often associated with renewal and cleansing, symbolizing the washing away of the old to make way for the new. It can evoke feelings of nostalgia, tranquility, and introspection, as the rhythmic patter of raindrops creates a soothing backdrop for contemplation.
People are drawn to quotes about hujan because they resonate with the universal human experience of finding beauty and meaning in nature's cycles. Rain can be a metaphor for life's challenges and the growth that follows, reminding us that even the stormiest periods can lead to personal transformation and new beginnings. The allure of hujan lies in its ability to connect us to our emotions, whether it be the comfort of a rainy day spent indoors or the exhilaration of dancing in a downpour. As you explore quotes about hujan, you'll discover a rich tapestry of insights and reflections that celebrate the profound impact of rain on our lives and spirits.
Bukannya mudah ya, berdiam sabar dalamkeheningan seperti petapa? Tapi coba untuk tetap sabar saat hujan turun jam lima sore, kamu berdiri dalam sebuah metromini padat penumpang, dua jam bus itu tidak bergerak, dan yang bisa kamu lakukan hanya menerima.
menangkap getaran hujan pertamabumiku luluh dalam cintabau tanah basahdan cerita kecil masa bocahbermain dalam hujankesegaran yang tak pernah— atau tak mungkin lagikini dipunyai
Hujan renyai jatuh kesekian kali di jalan ini. Mengapa tak kau kembangkan payungmu yang berbunga-bunga itu? Sementara kata tak ada, kita cuma akan mendengar desau angin yang pergi bersama rahasia. Ke mana? Entah. Kita hanya perlu desir gerimis untuk digulung di dalam catatan harian.
rindu yang menggebu itu seperti hujan dipagi hari, tidak ada yang mengharapkan namun akan tetap datang
Rinai membelah langit. Hadirkan rintik menggelitik. Adakah di sana kau bertanya? Masihkah kau memandang hujan yang sama? Ingatkah saat kita basah bersama? Berdiri berhadapan. Saling bertatapan. Dalam gigil namaku kau panggil. Masihkah kau ingat nama itu...
pernah suatu ketika kau melukis hujan. kau berikan kepadaku dan berkata :"jangan kau letakkan dimatamu setitikpun dari rintiknya !simpanlah ia !sa'at aku telah tiada lautkanlah ia diatas tanah pusara
Kau tahu, pohon-pohon telah jadi batu, masa lalu pun tersapu hujan-gaduh itu. Kepada siapa aku harus menabalkan janji? Selain pada kenangan—mungkin selembar catatan bersamamu. Tapi hujan-rusuh dan angin-hingar, enggan mendengar rayuan. Yang kukatakan cuma gumam. Maka, dekatkan saja hatimu
Aku tidak ingin seperti hujan, yang kamu cinta tetapi selalu membiarkanmu sakit, aku memilih untuk tidak kamu cintai, aku memilih untuk tidak menjadi hujan.