#Pertahanan
Quotes about pertahanan
Pertahanan, a term that resonates deeply within the realms of resilience and defense, embodies the essence of standing firm against adversities. It represents the strength and determination required to protect what is valuable, whether it be personal beliefs, loved ones, or one's homeland. This concept is not just about physical defense but also encompasses mental and emotional fortitude. People are drawn to quotes about pertahanan because they offer inspiration and encouragement during challenging times. These quotes serve as reminders of the inner strength we possess and the courage needed to face life's battles. They resonate with individuals who seek motivation to overcome obstacles and maintain their ground in the face of adversity. The allure of pertahanan lies in its universal appeal; it speaks to the warrior within each of us, urging us to persevere and remain steadfast. In a world where challenges are inevitable, the wisdom encapsulated in quotes about pertahanan provides a beacon of hope and a source of empowerment, reminding us that true strength lies in our ability to endure and protect what we hold dear.
Indonesia’s democracy has grown from strength to strength. We held three peaceful periodic national elections; in 1999, in 2004, and in 2009. We peacefully resolved the conflict in Aceh with a democratic spirit, and pursued political and economic reforms in Papua. We made human rights protection a national priority. We pushed forward ambitious decentralization. Rather than regressing, Indonesia is progressing.
Jika dulu ada konsep “balance of power”, barangkali kini yang kita perlukan adalah semacam “dynamic equilibrium”.
Pentingnya kita terus melakukan dialog politik dan keamanan, termasuk penyelenggaraan latihan- latihan militer bersama agar terbangun kedekatan satu sama lain.
Pengalaman menunjukkan bahwa trust building di antara pihak-pihak yang dulunya berhadap- hadapan, selalu memerlukan waktu dan biasanya juga merupakan periode yang rawan.
Jika situasi kehidupan masyarakat telah terbebas dari intensitas kekerasan dan konflik komunal pada masa krisis yang lalu terjadi di banyak wilayah di Indonesia, maka bersamaan dengan peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi, masyarakat dan bangsa Indonesia akan hidup lebih tenang, lebih rukun dan lebih damai.
Sejarah, karakter, budaya, situasi riil, keadaan sosial dan politik, kekuatan ekonomi, dan permasalahan keamanan dan perdamaian yang dihadapi oleh sebuah negara, selalu memiliki kekhasan dan kompleksitasnya tersendiri. Oleh karena itu, orang bijak mengatakan bahwa tidak pernah ada model dan cara tunggal untuk mengatasi permasalahan keamanan dan perdamaian, yang bisa diimpor atau diekspor begitu saja, dan seolah bisa diterapkan di mana saja.
Dalam lingkup internasional, suasana aman dan damai di samping ditandai dengan terbebas atau rendahnya intensitas peperangan, termasuk perang saudara, dan berbagai aksi-aksi kekerasan, juga bisa diukur dari hubungan antarbangsa yang berlaku, yang diharapkan terbebas dari suasana permusuhan (hostility), apalagi yang permanen sifatnya.
Pengalaman menunjukkan bahwa suksesnya suatu peace process, apakah yang disebut ”peace making, peace keeping ataupun peace building” tidaklah semata-mata ditentukan oleh strategi dan kebijakan yang tepat, serta pendekatan dan negosiasi yang efektif, ataupun segi-segi yang bersifat formal dan struktural, tetapi “personal roles and engagement” sering sangat menentukan.
Perdamaian, setidaknya berbicara tentang tiga hal mendasar. Pertama, berkaitan dengan makna dan hakikat perdamaian itu sendiri. Kedua, menyangkut apa yang harus dilakukan oleh sebuah negara untuk menjaga dan menegakkan keamanan dan perdamaian di negaranya masing-masing. Dan, ketiga, bagaimana pula kawasan dan dunia bisa bekerja sama, untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan lebih damai.
Dalam merumuskan kebutuhan alutsista peralatan dan perlengkapan militer, sekali lagi kaitkan dengan strategi dan doktrin yang kita anut.