#Senja
Quotes about senja
Senja, a word that resonates with the gentle beauty of twilight, captures the essence of transition and reflection. It represents the fleeting moments between day and night, where the sky is painted with hues of orange, pink, and purple, creating a serene backdrop for introspection. This magical time of day symbolizes the delicate balance between light and darkness, embodying themes of change, hope, and renewal. People are drawn to quotes about senja because they evoke a sense of calm and wonder, reminding us of the beauty in life's transitions. These quotes often inspire contemplation, encouraging us to pause and appreciate the present moment while reflecting on the past and anticipating the future. The allure of senja lies in its ability to connect us with our inner thoughts and emotions, offering a moment of peace in our often hectic lives. As we immerse ourselves in the tranquility of twilight, we find comfort in the knowledge that each ending brings the promise of a new beginning. This is why senja continues to captivate hearts and minds, serving as a timeless metaphor for life's ever-changing journey.
Senja selalu seperti ini. Perlahan datang, lalu tiba-tiba hilang. Tergantikan keremangan malam, menyisakan kehampaan.
Kita berdua adalah insan tak bernama, yang telah lalui seribu senja dalam bisu. Yang masih belajar untuk merindu dan menerima. Di dalam dirimu yang tertutup kerudung cokelat itu, ada senja kemerahan, yang menanti gelapnya malam tiba. Matahari masih tetap menunggu, sementara kita terdiam dalam bisu.
Sesaat jingga menghilang dalam senja, ruam-ruam rindu menyembul melantunkan nada memekikan telinga.Senyap menduga, mulut tak mampu bicara jika ia merindukan senja.
Senja berkata, "jangan mengagumiku, aku tak ada disepanjang waktu. Tunggu aku, saat mentari menyeberang batas antara ada dan tak ada. Aku hanya sekilas, sesudahnya aku hanya ketiadaan.
kusimpan sendiri mega rinduku dalam langit jiwakuyang akan kau kutip setiap senja sepenggal demi sepenggalsebelum tenggelam ke kaki ajal
senja terlalu buru-buru berlalu,padahal aku baru hendak mewarnai langit untukmudengan warna-warna rinduku yang selalu biru
Tak peduli bagaimana kau membenci sore'mu saat itu, bagaimana kuas'mu hanya melukis elegi, pena-pena'mu tak mampu menari, atau entah bagaimana caramu menatapnya. Menatap dengan penuh harap atau menatapnya dengan tatapan nanar sekalipun.
Ucapannya seakan bualan yang disusun secara rutinitas.Namun ku terhanyut dalam suasana yang dibalut teka-teki hingga menuju malapetaka. -jodoh tidak jadi